luar
JawaPos.com – Genderang perang antara Amerika Serikat versus Iran usai kematian pimpinan militer Qassem Soleimani kian kencang ditabuh. AS mengaku sudah menyiagakan ribuan tentara tambahan sebagai bentuk antisipasi balas dendam Iran.
Sebelumnnya, Presiden AS Donald Trump sudah terang-terangan mengakui bahwa Amerika Serikat adalah dalang di balik serangan udara di Baghdad, Irak yang menewaskan Soleimani. Trump mengatakan kepada wartawan Jumat (3/1) waktu setempat, bahwa Amerika Serikat membunuh Soleimani sebagai upaya untuk menghentikan perang.
Trump, berbicara di resor Mar-a-Lago di Florida, juga mendesak Iran untuk tidak melakukan aksi membalas dendam. Sebab sebelumnya, pihak Iran mengancam akan melakukan serangan balasan.
“Tindakan yang kami lakukan (menyerang Baghdad, Red) bukan untuk memulai perang,” kata Trump.
Meski demikian, AS tetap memasang kuda-kuda. Dilansir dari Washington Post, Sabtu (4/1), Pentagon mengatakan bahwa pihaknya akan mengerahkan 3.500 pasukan tambahan ke Timur Tengah setelah Iran bersumpah untuk melakukan balas dendam.
Sumpah balas dendam tersebut diutarakan langsung oleh pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Khomeini.
Di mata AS, Soleimani dianggap sebagai target karena dia merencanakan serangan baru pada AS. Selama ini, Soleimani adalah sosok kunci yang melatih para wakil Iran di kawasan tersebut, terutama di Irak.
Reaksi di Amerika Serikat juga beragam antara Partai Republik dan Demokrat. Jenderal top Pentagon membela keputusan Trump untuk membunuh Soleimani pada hari Jumat sore, dengan mengatakan Soleimani sedang merencanakan ‘kampanye kekerasan’ terhadap orang Amerika.
Editor : Banu Adikara
Reporter : Marieska Harya Virdhani
0 Comments: